www.fifa.com |
SURABAYA, LPM SATU KOSONG - Indonesia secara resmi batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Keputusan ini disampaikan oleh federasi sepak bola dunia, FIFA melalui laman resminya pada Rabu malam, 29 Maret 2023. Meski demikian, FIFA menegaskan jadwal pertandingan tidak berubah yaitu 20 Mei-11 Juni 2023 dan akan mengumumkan tuan rumah pengganti Indonesia secepatnya, sama halnya dengan sanksi untuk PSSI. Bermula dari semua peristiwa kelam sepak bola Indonesia hingga penolakan Timnas Israel, laga yang telah dipersiapkan sejak 2019 kini hanya menyisakan kerugian banyak pihak dan kesedihan pemain muda Timnas Indonesia.
Dari yang telah memperjuangkan sampai detik akhir maupun yang sempat menentang Israel datang, semua mengaku kecewa. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir telah berjuang maksimal dengan berkomunikasi dengan Presiden Jokowi dan Presiden FIFA meski hasil akhirnya pun tetap harus pada keputusan pembatalan. Gubernur Jawa Tengah dan Bali, Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster yang telah menyatakan penolakan Timnas Israel pun turut kecewa. Ganjar merasa kecewa karena acara sudah dipersiapkan sejak awal sementara I Wayan juga tidak berharap atas keputusan pembatalan FIFA. Mereka ‘hanya’ menolak kedatangan Israel untuk bertanding di Indonesia.
Timnas Israel menjadi runner up Piala Eropa U-19 dan berhasil mendapat jatah Piala Dunia U-20. Kemenangan tersebut telah tersebar sejak Juni 2022 hingga sebelum Piala Dunia U-20 dimulai Mei 2023 mendatang. Meski persiapan Piala Dunia U-20 telah dilakukan Indonesia sejak 2019 dan tentu telah menghabiskan banyak biaya, namun anehnya penolakan Timnas Israel terdengar akhir-akhir ini. Seakan memang menunggu waktu dekat jelang awal pertandingan. Penolakan tersebut menunjukkan sikap yang tidak bijak dan tidak profesional melihat segala upaya persiapan dan sportivitas sepak bola dunia, meskipun memang Pemerintah Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan baik sedari dulu.
Selain Presiden Joko Widodo yang merasa kecewa dan sedih atas keputusan ini. Arkhan Fikri dan kawan-kawan juga merasa mimpinya dibunuh akibat gagal berlaga di ajang sepak bola dunia itu. Mereka mengungkapkan kekecewaannya atas sepak bola yang dicampuri dengan politik ini melalui akun Instagram pribadinya. Tentu tidak mudah bagi mereka setelah kerja keras latihan untuk event besar yang ditunggu-tunggu ini, perlu kelapangan dada dan keikhlasan untuk menerima segala keputusan.
Gelandang Timnas U-20 dan Arema FC, Arkhan Fikri, turut membagikan kekecewaannya pada akun media sosialnya.
"Terima kasih Pak, orang tua saya tidak bisa cerita ke teman-temannya kalau punya anak yang sangat membanggakan karena bisa main di Piala Dunia," tulis Arkhan pada kolom komentar akun Instagram Ganjar Pranowo.
Entah keadaan saat ini yang seperti apa tidak dijelaskan detail oleh FIFA. Pastinya, FIFA telah mengetahui adanya penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 Indonesia oleh beberapa pihak. FIFA tentunya fair play, anti diskriminasi, serta menjunjung kesetaraan sehingga hal ini mungkin menjadi latar belakang keputusan tersebut melihat Indonesia yang berseteru dengan Israel atas pembelaan terhadap Palestina. Di samping urusan politik, kemungkinan penyebab lainnya yakni pengelolaan sepak bola Indonesia yang belum baik. Mulai dari kepengurusan PSSI, pengelolaan liga, hingga pengamanan sepak bola. Dengan prestasi yang tidak seberapa ditambah kasus Kanjuruhan 1 Oktober yang menjadi tragedi terburuk kedua dunia dengan korban tewas mencapai 127 orang, tentu bukan hal yang baik bagi Indonesia. Kabar terbarunya, vonis bebas dan ringan diberikan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya terhadap tiga terdakwa polisi membuat semuanya berdecak heran.
Pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 diperkuat dengan dihapusnya official audio track Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 berjudul “Glorious” dari laman resmi FIFA sehari sebelum keputusan dikeluarkan. Keputusan telah jelas bahwa Indonesia batal jadi tuan rumah. Saat ini upaya yang bisa dilakukan hanya membenahi dan tidak memperkeruh keadaan. “Jangan campurkan politik dengan sepak bola” kata Jokowi. Beliau menjamin keikutsertaan Israel pada Piala Dunia tidak ada kaitannya dengan sikap konsisten politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina. Sehingga biarkan sepak bola tetap sepak bola, tanpa politik atau bumbu lainnya. Hal serupa dulu pernah terjadi saat kualifikasi Piala Dunia 1958 Swedia dimana Timnas Indonesia menolak bertanding dengan Israel karena perintah Soekarno. Sang proklamator pun melarang Israel ikut dalam Asian Games 1962 di Jakarta. Hal tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan baginya, melayani Israel sama saja seperti mengakui kedaulatannya.
Pertemuan Erick Thohir dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino selain mendapatkan putusan pembatalan tuan rumah, Indonesia bersama FIFA akan membahas potensi sanksi terhadap PSSI atas gagalnya Indonesia menggelar Piala Dunia U-20 2023. Di samping itu FIFA tetap berkomitmen untuk secara aktif membantu PSSI melalui kerja sama dari pemerintahan Presiden Jokowi dalam proses transformasi sepak bola Indonesia setelah tragedi yang terjadi pada Oktober 2022.
Besar harapan untuk sepak bola Indonesia memiliki masa depan yang lebih baik. Pemerintah dan PSSI bersama rakyat perlu berintropeksi dan saling membenahi untuk kemajuan bersama. Tetap semangat timnas muda Indonesia dan semoga dapat meraih prestasi di kesempatan lainnya. (Firda Rachmawati)
Reporter: Firda Rachmawati
Editor: Yuma Iftita Ivanda
0 Komentar