Huru Hara UKM Expo 2023: Perihal Tiket Hingga Antre yang Tak Masuk Akal

 

Ilustrasi LPM Satu Kosong

SURABAYA, LPM SATU KOSONG - Unit Kegiatan Kampus (UKM) merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mempelajari dan mengeksplorasi hal baru sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Lembaga Minat Bakat (LMB) ITS sebagai lembaga yang menaungi seluruh UKM di ITS menjadi fasilitator sekaligus penanggung jawab UKM EXPO yang dua gelaran terakhir menuai kontroversi. 

UKM EXPO sebagai ajang pengenalan UKM di ITS memfasilitasi mahasiswa baru untuk menggali serta mengembangkan potensi diri sekaligus menjadi ajang calo tiket bagi para UKM. Pasalnya demi menghadirkan bintang tamu Yovie & Nuno pada acara penutupan, pihak UKM diminta menjual tiga tiket konser yang dibanderol dengan harga Rp125.000 per tiketnya sebagai ganti sewa stand UKM.

Dibalik kemeriahan UKM EXPO 2023, terdapat beberapa pihak yang merasa kecewa dengan keputusan ini. Memang UKM diberi untung atas penjualan ini, yakni pembagian Rp100.000 untuk panitia dan Rp25.000 untuk UKM. Namun, dengan konsekuensi jika tiket tidak terjual habis, maka UKM harus membayar sewa stand yang dipukul rata sama dengan harga 3 tiket yaitu Rp300.000. 

Awalnya, saat gathering pertama (24/6) masih belum ada kejelasan apakah para UKM diminta untuk membayar sewa stand atau membantu menjualkan tiket closing UKM EXPO 2023. Panitia menjelaskan bahwa keputusan pastinya akan diberikan pada gathering presidium UKM selanjutnya. Saat gathering kedua (12/8), panitia menjelaskan bahwa UKM tidak membayar sewa stand namun digantikan dengan kewajiban untuk menjual 3 tiket closing event UKM EXPO 2023 dengan harga Rp125.000 per tiketnya dan hal tersebut telah menjadi keputusan forum, katanya. 

Sesuai perjanjian awal, panitia UKM EXPO 2023 akan menjual tiket on the spot dengan harga Rp150.000, sedangkan UKM diminta untuk menjual tiket dengan harga Rp125.000. Namun, pada Jumat (25/8), panitia justru memasarkan tiket dengan harga Rp100.000 yang diunggahnya melalui instastory akun resmi UKM EXPO 2023 @ukmexpo_its —meski pihak panitia mengeklaim bahwa hal itu merupakan sebuah kesalahan posting dan segera dihapus. 

Hal itu sontak menyulut para perwakilan UKM untuk menyerbu panitia untuk protes karena merasa hal tersebut memberatkan pihak UKM. Kesalahan ini membuat seluruh UKM terlihat seperti "calo" karena menjualkan tiket dengan harga yang lebih tinggi daripada harga tiket closing yang dijual oleh panitia UKM EXPO 2023.

Panitia UKM EXPO 2023 dirasa tidak konsisten dengan keputusan yang telah disepakati bersama. Informasi yang diberikan kepada UKM yaitu pembagian hasil penjualan tiap tiket Rp100.000 untuk panitia dan Rp25.000 untuk UKM. Dari pernyataan tersebut sudah jelas bahwa uang sejumlah Rp25.000 menjadi kewenangan UKM, jadi sah saja kan jika UKM tidak mengambil keuntungan alias menjual tiket dengan harga Rp100.000? Lebih parah, UKM diminta transfer Rp125.000 ke pihak LO (liaison officer) atas penjualan tiap tiket dengan pesan keuntungan Rp25.000 akan di transfer kembali setelah acara selesai.

Jangan ada yang ngejual harga 100k yaa nanti harganya jatuh,” tulis Disi Avelia selaku perwakilan panitia pada grup koordinasi perwakilan UKM, melalui WhatsApp.

Beberapa UKM merasa kecewa atas keputusan-keputusan tersebut. UKM sudah sibuk memperkenalkan UKM masing-masing kepada calon anggota dengan keterbatasan anggota UKM yang hadir karena aturan yang telah ditentukan oleh panitia ditambah lagi beban memikirkan bagaimana caranya tiket ini terjual. Salah satunya UKM bidang khusus yaitu UKM PLH Siklus yang diwakili oleh ketua mengungkapkan kekecewaannya dengan mengatakan lebih baik membayar sewa tenda karena jelas keperluannya daripada menjual tiket yang belum tentu juga laku karena para maba (mahasiswa baru) yang kurang minat dan terkesan gambling. Keadaan susah jual tiket pun dirasakan beberapa UKM lainnya, seperti KSR-PMI, VSNMC, Taekwondo, dan tentunya LPM 1.0 ITS. 

Ketika dimintai penjelasan terkait kewajiban UKM untuk menjual tiket closing event UKM EXPO 2023, Ketua Pelaksana Prameswari Diranti menjelaskan bahwa meskipun anggaran dari DITMAWA sedikit lebih tinggi dari tahun lalu, namun harga vendor tahun ini memang mengalami peningkatan sehingga semuanya juga ikut mahal. Suntikan dana dari sponsor pun dialokasikan untuk keperluan lain, termasuk bintang tamu untuk acara penutupan. Ia menjelaskan bahwa kesepakatan menjual tiga tiket pun merupakan hasil dari acara gathering kedua. Prameswari mengeklaim bahwa pihak yang memprotes kesepakatan tersebut tidak hadir dalam gathering koordinasi.

Terkait malam puncak UKM EXPO yang diselenggarakan pada Sabtu (26/8), beberapa maba terlihat antusias meski tidak jarang juga yang menyayangkan perkara harga tiket yang tidak ramah bagi kantong mahasiswa. Keruwetan acara ini tak sebatas perihal tiket. Antrean panjang pengunjung patut disoroti. Menurut Fahri, Maba Teknologi Kedokteran 2023, diperlukan adanya sosialisasi terkait sistem masuk kepada maba maupun pengunjung lainnya. "Aku menunggu dari jam tiga dan baru bisa masuk lebih kurang (pukul) setengah empat. Saya sendiri tertarik untuk nonton (acara penutupan) di hari terakhir karena guest star-nya Yovie & Nuno, sangat menarik," ujar Fahri.

Komentar senada juga dilontarkan oleh pengunjung lain. Safira Nabila, Maba Desain Komunikasi Visual 2023, juga merasakan antre dengan keadaan sesak dan panas. 

"Capek ngantre tapi begitu masuk itu rasanya lega banget, kayak bebas dari dempet-dempetan yang agak lama. Kita habis waktu banyak karena antre. Kalo closing aku nggak lihat, karena memang harga tiketnya nggak ramah bagi mahasiswa," terang Safira.

Kami para mahasiswa, khususnya dari anggota UKM, berharap UKM EXPO terus selalu mengevaluasi dan berbenah diri. Kami hanya tidak ingin terjadi simbiosis parasitisme maupun kontroversi ketiga kalinya. Semoga sukses, UKM EXPO ITS 2024! (Wayan Nayakha-Irhamna Bintang Pratama)



Reporter: Wayan Nayakha & Irhamna Bintang Pratama

Editor: Yuma Iftita Ivanda

Posting Komentar

0 Komentar