SURABAYA, LPM SATU KOSONG - ITS kembali mengadakan Latihan Keterampilan Manajerial Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) guna membekali mahasiswanya dengan wawasan serta keterampilan mengkoordinasi dan membina tim kerja dalam suatu organisasi. Perhelatan LKMM-TM yang ke-16 ini digelar selama dua minggu di Aula SCC Lt. 3 ITS. Kegiatan ini diikuti oleh 70 mahasiswa angkatan 2021 yang terbagi menjadi 2 forum komunal (forkom). Rangkaian kegiatan diawali dengan Pra LKMM-TM pada 26 - 27 September 2023, dilanjutkan dengan hari-H pada Senin (28/8) dan resmi selesai pada Minggu (10/9). Sama seperti tahun lalu, LKMM-TM ditutup dengan kegiatan ramah tamah yang dihadiri oleh alumni LKMM-TM dan warga KM ITS.
Mengusung tema Peran dengan visi “Mengambil Peran untuk Transformasi Pergerakan KM ITS”, Egas Wahyu Endrianto selaku Koordinator Pemandu LKMM-TM ITS Peran 2023 menyatakan bahwa ada tiga nilai yang mendasari pengambilan tema tersebut yaitu keresahan KM ITS, transformasi, dan aksi. Beliau menambahkan bahwa keresahan di KM ITS dirasakan oleh beberapa pihak ormawa (organisasi mahasiswa) dari berbagai tingkat. Menurutnya organisasi tersebut memang telah berkembang, tetapi kurang kembali ke fundamental yang merupakan pegangan bagi ormawa di tengah gencarnya transformasi yang sedang dilakukan agar bisa kembali ke marwah masing-masing organisasi, mengingat organisasi di setiap tingkatan memiliki peranannya sendiri-sendiri.
“Kami (pihak dari ormawa) tidak mempermasalahkan transformasi menjadi lebih baik, tetapi yang kami tekankan adalah jangan melupakan fundamental organisasi,” jelas Egas.
LKMM-TM tahun ini diikuti oleh 70 peserta yang berasal dari 7 fakultas di ITS yang terdiri dari 8 – 16 mahasiswa tiap fakultasnya. Sebagian besar peserta mewakili himpunan departemennya, namun ada juga yang membawa nama BEM tingkat fakultas hingga institut, BLM, LMB, big event jurusan, bahkan UKM. Seluruh peserta ini dibagi menjadi 2 forkom yaitu forkom 1 dengan nama Ganacakra yang terdiri dari mahasiswa FTK, FTIRS, FV, dan FTEIC serta forkom 2 dengan nama Sembagi Arutala yang terdiri dari mahasiswa FTSPK, FSAD, dan FDKBD.
Bhatara Arundaya, ketua forkom 1 Ganacakra menjelaskan bahwa nama forkom tersebut diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu Gana yang berarti sekumpulan orang-orang dengan keinginan belajar dan Cakra yang berarti roda penggerak perubahan. Nama ini disesuaikan dengan keadaan forkomnya yang berisikan kumpulan orang yang ingin belajar dan membuat perubahan di tempat masing-masing. Sementara Henokh Christvino Roso, ketua forkom 2 Sembagi Arutala memaparkan bahwa nama forkom tersebut merupakan usulan dari salah satu peserta. Sembagi Arutala sendiri berarti orang-orang dengan cita-cita yang tinggi dan mulia seperti rembulan. Hal ini selaras dengan visi terwujudnya forkom Sembagi Arutala yang kolaboratif dengan pergerakan visioner demi kebermanfaatan KM ITS.
Pada LKMM-TM ITS kali ini peserta ditugaskan untuk melakukan analisis terhadap ormawa yang ada di ITS sesuai pembagiannya dan membuat gagasan forkom berupa solusi atas isu yang dipilih.
Forkom Ganacakra mengangkat isu kurangnya kesadaran KM ITS terhadap ormawa-ormawa di skala institut yang dilandaskan oleh tiga parameter yaitu berdampak, aktual, dan masif. Bhatara dkk. membawakan gagasan berupa pemberian rekomendasi serta melakukan peninjauan periodisasi BEM ITS sebagai lembaga eksekutif tertinggi untuk menjawab permasalahan tersebut dengan harapan jika BEM ITS-nya benar maka secara struktural ke bawahnya juga ikut benar.
Output dari gagasan forkom ini adalah periodisasi BEM ITS yang berjalan dengan lancar dan optimal sehingga kesadaran KM ITS akan ormawa di tingkat institut dapat muncul kembali. Untuk mencapai hal tersebut, terdapat beberapa rencana langkah strategis seperti melakukan peninjauan dengan hasil berupa dokumen rekomendasi untuk BEM ITS dan BLM ITS.
Selain pembuatan dokumen rekomendasi, Bhatara juga menyebutkan langkah lanjutan yaitu penyampaian gagasan kepada presidium-presidium melalui agenda ramah tamah untuk menyepakati bahwa periodisasi yang optimal dapat dijalankan oleh BEM ITS. Forkom Ganacakra melalui gagasannya juga memberikan rekomendasi timeline periodisasi BEM ITS yang tepat.
“Kami menentukan start-nya di awal tahun, tepatnya di bulan Februari dengan kondisi GBHK sudah jadi. Untuk masa transisi ke kepengurusan baru sekitar bulan November atau Desember. Nanti pemilihan presbem, menteri, staf, pembuatan GBHK diadakan di bulan itu dan bisa mulai (kepengurusan) kembali di bulan Februari,”
Langkah lainnya yaitu peninjauan UU Pemilu dengan harapan dapat dilakukan perubahan beberapa poin di UU Pemilu, mengingat salah satu faktor yang berkontribusi terhadap mundurnya pemilihan presbem (presiden BEM) ITS adalah UU Pemilu. Ganacakra merekomendasikan agar calon presbem ITS merupakan mahasiswa tahun ketiga, tidak seperti sekarang yang mahasiswa tahun keempat. Hal tersebut juga dinilai menjadi penyebab mundurnya pemilu presbem karena tidak semua orang rela apabila kelulusannya ditunda. Bhatara juga menyampaikan bahwa akan ada tahap persiapan bibit calon presbem sejak awal hingga nantinya bisa melahirkan calon-calon unggul untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinan.
Berbeda dengan Ganacakra, forkom Sembagi Arutala membawakan isu minimnya partisipasi KM ITS pada pemilihan presbem ITS yang baru selesai tak lama ini. Henokh–sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa permasalahan ini disebabkan oleh dua faktor yaitu seseorang mengetahui informasi mengenai pemilu tetapi memutuskan untuk tidak memilih atau ketidaktahuan seseorang sehingga memutuskan untuk tidak memilih.
“Gagasan forkom kami menjadikan orang-orang yang belum tahu tentang informasi mengenai pemilu sebagai sasaran utama,” tambahnya.
Guna menjawab permasalahan tersebut, forkom Sembagi Arutala memberikan solusi berupa pembuatan Buku Panduan Politik KM ITS yang selanjutnya diintegrasikan dalam Kaderisasi Sepuluh Nopember (KSN) dan disebarkan ke HMD yang ada di ITS. Henokh mengaku gagasan ini terinspirasi oleh salah satu forkom LKMM-TM 2019 yang mengangkat isu legislatif dan pembuatan buku menjadi hasil akhirnya. Ia juga menjelaskan bahwa akan ada agenda lanjutan untuk menjadikan gagasan tersebut menjadi aksi nyata yaitu salah satunya melakukan pencerdasan. Ia berharap dengan adanya buku ini, KM ITS dapat lebih melek tentang apa yang sedang terjadi di KM ITS, khususnya politik.
Bhatara dan Henokh mengungkapkan kepuasannya setelah mengikuti serangkaian kegiatan LKMM-TM ITS 2023. Bhatara menyampaikan bahwa LKMM-TM ITS Peran 2023 sangat mewadahi dan memenuhi ekspektasinya. Ia merasa bahwa kegiatan ini membuka pandangannya terhadap kondisi ormawa lainnya dan memberikan sarana bagi peserta untuk memikirkan solusi agar KM ITS kedepannya dapat lebih baik. Bhatara sendiri juga merasa bahwa LKMM-TM membantunya memperoleh relasi sehingga dapat menambah wawasan.
“Bisa aja aku ikut LKMM-TM tingkat Surabaya ataupun Jawa Timur, tetapi fokusnya cukup luas, nggak hanya ITS aja. Kalau TM ini kan emang eksklusif untuk mahasiswa ITS dan pembahasan terluasnya ya tentang KM ITS.”
Bhatara berharap lulusan LKMM-TM bisa menjadi penggerak dan dapat memberikan dampak serta peran untuk lingkungannya masing-masing. Gagasan forkom yang dibuat juga sebisa mungkin diwujudkan dan berdampak baik ke KM ITS.
“Pelaksanaan TM yang sekarang udah cukup baik. Mungkin kedepannya materi yang diberikan bisa lebih disesuaikan dengan zaman,” komentar Bhatara
"Terima kasih LKMM-TM. Aku belajar banyak hal baru, seperti decision making dan manajemen organisasi. Ilmu yang aku dapet bakal aku terapin dan sebarkan ke teman-teman lainnya. Harapannya, ikrar dan gagasan forkom yang kami buat bisa direalisasikan untuk mewujudkan transformasi pergerakan KM ITS," tambahnya.
Sama halnya dengan Bhatara, Henokh sendiri merasa terpenuhi ekspektasinya karena banyaknya insight yang diperoleh, salah satunya dengan mentor sebagai pendamping forkom yang sangat membantu dalam perkembangannya di LKMM-TM.
“Melampaui ekspektasi. Aku banyak dapet insight baru, terutama saat sesi organization comparison. Beberapa hal yang aku peroleh bisa diimplementasikan ke ormawa untuk kemajuan KM ITS,”
Henokh juga menyampaikan harapannya supaya peserta LKMM-TM di tahun berikutnya bisa membawakan solusi terhadap masalah-masalah yang ada di KM ITS dan solusi yang diberikan tidak hanya berhenti sebagai gagasan tetapi sebisa mungkin dieksekusi untuk memberantas masalah di KM ITS.
“Untuk temen-temen yang ingin belajar lebih banyak, gas banget ikut LKMM-TM. Banyak banget benefit yang diperoleh seperti belajar cara manajemen organisasi, lebih sadar akan isu yang ada di KM ITS, melatih berpikir kritis, dan membuka pandangan,” kata Henokh
Egas selaku Koor Pemandu LKMM-TM ITS Peran 2023 juga merasa bahwa peserta LKMM-TM tahun ini cukup antusias. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan peserta dalam bertanya, berargumen, serta memberi kritikan terhadap materi-materi yang diberikan. Menurutnya, Effort para peserta untuk menggali lebih dalam tentang materi sangat terlihat. Dari segi pemahaman, Egas mengatakan bahwa 90-98% peserta telah melebihi standar yang telah ditetapkan oleh pemandu. Egas berharap, alumni LKMM-TM bisa menjadi sosok yang dipandang dan berkontribusi di ormawa masing-masing.
“Aku ingetin aja, setelah kalian lulus TM, kalian bukan orang eksklusif. Banyak (mahasiswa) yang ga ikut TM, tapi punya ilmu yang setara bahkan lebih dengan kalian. Jangan tinggi hati dan sombong kalau kalian adalah lulusan LKMM-TM,” jelasnya.
“Buat temen-temen yang sedang atau akan bergabung ke suatu organisasi, buat apa kita berorganisasi kalau kita tidak bahagia. Kalau kita merasa ditekan, pekerjaan yang diberikan terasa membebani sehingga kita engga bahagia, ya ngapain organisasi?” tambahnya.
LKMM-TM ITS 2023 telah selesai. Kami berharap ilmu yang diperoleh para peserta dapat diterapkan sebaik-baiknya dan bermanfaat untuk ormawa dan KM ITS. Selamat dan semangat untuk membawa perubahan, kami tunggu janji dan peran kalian! (Wayan Nayakha)
Reporter: Wayan Nayakha
Editor: Dela Aulia
0 Komentar