Ketua Berulah, Semua Bersuara! : IKA ITS dalam Dinamika Politik 2024

(Dokumentasi LPM Satu Kosong)

SURABAYA, LPM SATU KOSONGKetua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Alumni (PP IKA) ITS, Sutopo Kristanto atau yang kerap disapa Cak Topo secara terang menyatakan dukungannya terhadap bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo pada Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia di Jakarta pada Minggu (17/9/23). Tindakan tersebut dinilai tidak etis dan tidak beretika. Hal ini mendapat kecaman dari berbagai pihak, baik dari anggota alumni maupun pengurus IKA ITS. Cak Topo pun dinilai melakukan politik praktis dan melanggar etika berorganisasi, alhasil spanduk penolakan Ketua IKA ITS dan desakan Kongres Luar Biasa (KLB) terpampang di pinggir jalan.


Beberapa media telah memberitakan terkait isu ini, salah satunya zonasatunews.com dengan judul “Dukungan Ketua IKA ITS Sutopo Kristanto Kepada Ganjar, Dinilai Tidak Etis dan Tidak Beretika” (18/9) dan “Penolakan Terhadap Ketua IKA ITS Meluas, Tuntutan KLB dan Pemecatan” (25/9). Menindaklanjuti hal tersebut, LPM mewawancarai Sritomo Wignjosoebroto dan Ir. Djuwono Hadi Susanto, M.Si selaku anggota Dewan Penasehat IKA ITS, Dr. Ir. Machsus, S.T., M.T selaku Sekretaris Umum dari IKA ITS PW Jawa Timur, serta David Christman sebagai Ketua MWA-WM ITS yang juga berstatus sebagai mahasiswa ITS. 


Saat dimintai tanggapan tentang sikap Ketua IKA ITS ini, Pak Sritomo masih mengatakan hal yang sama dengan tanggapannya di media luar yaitu tidak beretika. Alumni ITS angkatan ‘65 ini menekankan keberpihakan kita sebagai akademisi itu pada kemaslahatan masyarakat selain itu kita harus netral. Beliau merasa prihatin dengan kawan-kawan yang mendapat kepercayaan di IKA ITS. 


“Menurut saya itu sudah sikap politik. Orang berpolitik itu hak individu tapi jangan bawa-bawa nama organisasi, terlebih ini organisasi alumni. Bukannya kita tidak mau berpolitik, namun ada koridor-koridor yang membatasi karena suara kampus (dosen dan mahasiswa) itu koridor akademis. Dukung mendukung itu silahkan, tapi jangan pakai bendera alumni dan almamater.” ungkap Pak Momok yang kecewa dengan sikap Pak Topo yang sudah kebablasan
(Sumber: Sritomo Wignjosoebroto)


Pak Momok (Sritomo) yang telah menjadi bagian dari IKA ITS sejak 1978 selalu menentang hal terkait pusat kepengurusan IKA ITS yang berada di Jakarta, menurutnya kantor pengurus pusat seharusnya berlokasi di Surabaya tempat ITS berada, terlepas dari persebaran para alumni yang semakin luas. Salah satu bagian dari IKA ITS dan Alumni Perguruan Tinggi Indonesia yang berada di luar negeri yaitu IKA-ITS QATAR memberikan pernyataan sikap melalui akun instagram-nya @ikaitsqatar. Dalam pernyataan sikap tersebut terdapat dua poin yang intinya terlepas dari segala bentuk aksi yang dilakukan oleh Cak Topo atas dukungan kepada bacapres dan himbauan agar organisasi alumni berlaku netral. 


Di kantor IKA ITS, kami bertemu Pak Machsus dan Pak Djuwono yang baru saja selesai mengadakan rapat terkait hal tersebut (26/9). Kami diberikan file Notulensi Rapat Harian IKA-ITS PW Jatim pada sebulan lalu (27/9) yang poin utamanya adalah kesepakatan bahwa mekanisme organisasi IKA ITS harus berjalan sesuai AD/ART IKA ITS sehingga kepengurusan  PP IKA ITS periode 2019-2023 seharusnya menyelenggarakan Kongres IKA ITS di tahun 2023 dan IKA ITS PW Jatim siap mengikuti hasil-hasil kongres. 

“Kita dulu pernah rapat tentang itu. Dari awal, tetap konsisten dengan sikap dan pendapat yang ada pada hasil rapat harian tersebut.” kata Pak Machsus


Pak Djuwono menambahkan penjelasan mengenai jadwal kongres yang memang seharusnya dilaksanakan akhir Desember. Tetapi dalam berjalannya waktu, Cak Topo memberi dukungan kepada bacapres Ganjar. Sehingga muncul spanduk berisikan tuntutan untuk "Laksanakan KLB".

“Tidak etis, karena bagaimanapun itu tidak pribadi, karena sudah melekat identitasnya sebagai Ketua Umum IKA ITS” tegas Pak Djuwono


Pak Momok menjelaskan bahwa dukung-mendukung ini merupakan puncak dari kecurigaan kawan-kawan alumni. Seharusnya pengurus alumni melakukan kongres untuk pergantian pengurus tetapi para pengurus pusat berdalih tentang mundurnya kongres, dengan alasan Covid-19. Mereka beranggapan tidak bisa bekerja karena Covid-19 padahal kegiatan akademik dan wisuda tetap berjalan secara luring, serta menurut akta notaris disebutkan bahwa organisasi/perkumpulan alumni ITS didirikan pada 31 Maret 2021 dengan masa berlaku (kepengurusan) selama 4 tahun.


“Sehingga mau mereka (pengurus pusat) itu baru tahun 2025. Iku akal-akalan wong politik. Padahal Joni Hermana, rektor waktu itu tidak menggunakan Keputusan Presiden terkait PTN-BH tersebut sebagai dasar untuk memundurkan masa jabatannya. Ia tetap berhenti sesuai dengan pada saat ia dilantik, begitu pula dengan Pak Ashari karena biasanya kalau kita melakukan perubahan, aturan itu tidak otomatis langsung diberlakukan tapi diberlakukan untuk (periode) berikutnya” jelasnya


(Sumber: zonasaatunews.com)


Ketiga narasumber di atas menyatakan ketidaktahuan siapa inisiator dalam pengadaan dan pemasangan spanduk di pinggir jalan tersebut, namun Pak Momok mengatakan bahwa itu merupakan bentuk ekspresi dari teman-teman yang setuju dengan mendukung sikap pada tuntutan tersebut. Menurut David, kemungkinan spanduk tersebut berasal dari Relawan Penyelamat IKA ITS (poster biru) yang merupakan campuran dari alumni dan mahasiswa. 


David menceritakan bahwa sesuai hasil rapat bersama, IKA saat ini berfokus pada pemilihan presiden yang mencuat akibat sikap Cak Topo, hal tersebut berpengaruh pada pemilihan rektor, dan internal IKA yang dirasa mengalami ketidakstabilan. Saat diminta tanggapannya, menurutnya David perkara sikap Pak Topo ini sebenarnya masalah kecil, wajar karena memang jumlah alumni yang banyak.


Pak Momok, menyampaikan beberapa harapannya untuk pengurus IKA ITS berikutnya. Pertama, tidak terjadi perpecahan di organisasi IKA ITS seperti IKA ITB yang saat ini sedang saling menuntut. Kedua, suasana ITS tetap kondusif meskipun saat ini memasuki tahun politik baik pemilihan rektor maupun presiden serta tidak membawa pengaruh dari luar ke dalam kampus. Beliau menuturkan harapan agar kejadian penurunan rektor terpilih di UNS tidak terjadi di ITS.  Harapan baik untuk KM ITS!



Penulis: Firda Rachmawati & Nugroho Alif


Editor : Primo Rajendra 






Posting Komentar

0 Komentar