Spanduk-spanduk yang dibentangkan para demonstran dalam aksi bertajuk May Day, Senin 1 Mei 2023. --Dokumentasi Irhamna Bintang Pratama/LPM Satu Kosong |
SURABAYA, LPM SATU KOSONG - Peringatan Hari Buruh Internasional berjalan dengan kondusif, Senin, 1 Mei 2023. Tak hanya buruh, aksi bertajuk May Day ini juga diikuti oleh mahasiswa dan kaum perempuan yang sedang memperjuangkan keadilan. Unik. Pada aksi hari ini massa terbagi dalam dua lokasi yang berbeda yaitu di depan Gedung Grahadi dan Kantor Gubernur Jawa Timur.
Di lokasi pertama sendiri kumpulan massa baru memadati area Gedung Grahadi sekitar pukul 14.26. beranggotakan serikat buruh dan mahasiswa yang berjumlah lebih kurang 150 orang. Orator dari masing masing perwakilan menyampaikan aspirasinya dengan lantang.
“Innalillahi wainnalillahi rojiun, telah meninggal dunia akal sehat dan hati nurani dari para penguasa pusat hingga daerah, mereka bersekongkol menciptakan produk hukum yang merugikan para buruh di Indonesia,” terdengar sayup-sayup dari massa aksi. Para buruh berharap pemerintah daerah maupun pusat harus pro terhadap rakyat bukan malah kepada para pemilik modal karena mereka digaji oleh rakyat, fasilitas juga berasal dari rakyat.
“150 orang ini bisa lebih punya power daripada banyak massa tapi tidak tau apa yang diperjuangkan,” ujar Saifudin, salah seorang perwakilan Konfederasi Kongres Aksi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).
Sementara di Jalan Pahlawan, ribuan buruh tampak sudah memadati area Kantor Gubernur Jawa Timur. Beratribut oren-oren, seruan “Hidup buruh!” tak henti hentinya dikumandangkan sebagai pelecut semangat walaupun di tengah teriknya Sang Fajar.
“Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah kenaikan upahnya hingga 7 persen. Namun, hanya di Jawa Timur, Gubernur Khofifah hanya menaikkan sekitar 3 persen,” terang Bambang, salah seorang orator aksi. Ia pun menyayangkan kenaikan upah tersebut karena Jawa Timur merupakan pusat industri. Bambang berharap agar kedepannya masyarakat memilih pemimpin yang peduli dengan buruh. “Jangan sampai nanti 2024 kita tertipu oleh janji janji manis mereka,” tambahnya.
Massa aksi beratribut oren-oren yang memadati area Jalan Pahlawan, Surabaya -- Dokumentasi Irhamna Bintang Pratama/LPM Satu Kosong |
Intinya, massa aksi menuntut pencabutan Undang-Undang No 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah yang dirasa tak bersahabat dengan buruh, seperti kebijakan pengurangan pesangon dan hak-hak karyawan kontrak yang belum ada kejelasan. Selain itu, massa aksi menuntut pemerintah agar menyegerakan pengesahan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), reformasi agraria dan kedaulatan pangan, penghapusan sistem kerja outsourcing, serta menolak kebijakan upah murah. (Irhamna Bintang Pratama)
Reporter: Irhamna Bintang Pratama
Editor: Primo Rajendra Prayoga
0 Komentar