PAMMITS Kembali untuk KM ITS

Dokumentasi LPM/Zaqirov Sheva

Bangun dari tidur panjang, akhirnya PAMMITS kembali hadir. Pasar Malam Minggu ITS (PAMMITS) merupakan sebuah acara yang dirancang sebagai tempat hiburan mahasiswa yang diwadahi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BEM ITS). PAMMITS menawarkan kegiatan untuk melepas penat dari kegiatan kuliah sekaligus ajang berwirausaha bagi mahasiswa. Acara yang vakum lima tahun ini, kembali meriah dengan adanya pilihan beragam makanan dan penampilan menarik yang sukses menjadi pilihan hiburan mahasiswa ITS di Taman Alumni pada malam minggu kemarin (18/05).


Bagaimana PAMMITS bangun dari mati surinya?

PAMMITS terakhir diselenggarakan pada 2019, lima tahun lalu. Layaknya dugaan semua orang, Covid menjadi alasan utama dari kegiatan ini berhenti dengan diikuti adanya prioritas lain yang lebih mendesak BEM pada masa restorasi pasca Pandemi. Hadirnya kembali PAMMITS 2024 ini membuat kata “PAMMITS” sendiri terdengar asing ditelinga beberapa mahasiswa. “Baru tau dan baru denger sih tentang event ini” ujar Ana, mahasiswa dari PWK selaku pengunjung. Wajar jika ada Ana-Ana lain yang belum mengetahui kegilaan-kegilaan lain dari mahasiswa ITS sebelum pandemi. 

PAMMITS merupakan buah pikir dari dua kementerian yaitu Kementerian Dalam Negeri dan Ekonomi Kreatif BEM ITS. Mereka melakukan proses jaring aspirasi (jaras) dan analisis lebih lanjut dilakukan untuk menilai kebermanfaatan akan eksistensi acara ini pada KM ITS di masa sekarang. Menteri Ekonomi Kreatif BEM ITS, Arsa sapaannya, mengatakan bahwa setelah melakukan jaras kepada himpunan maupun fakultas, PAMMITS memiliki dua poin penting: pemberdayaan kewirausahaan dan harmonisasi. Project Officer PAMMITS 2024, Merza, pun menuturkan bahwa orientasi utama kegiatan ini adalah pemberdayaan kewirausahaan himpunan dan KM ITS. Ia menambahkan bahwa sebagai permulaan, target kegiatan memang lebih mengutamakan agar mahasiswa tahu lebih dulu tentang PAMMITS itu sendiri. 

Selain perihal kewirausahaan, harmonisasi menjadi core untuk acara ini. Arsa dan Merza mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis jaras, 70% menunjukkan kurangnya harmonisasi dalam KM ITS. Hal ini sesuai dengan asumsi terkait apapun acara yang berskala institut, perselisihan adalah suatu hal mutlak yang tak terhindarkan, seperti pawai wisuda maupun dies natalis. Keresahan itulah yang mendorong BEM ITS melakukan revival dengan narasi “kapanlagi mahasiswa bisa bersenang-senang bersama di malam minggu tanpa membawa ego atau kepentingan organisasi masing-masing di sebuah event dengan orientasi hiburan dan pemberdayaan kewirausahaan, yang diupayakan muncul meski sempat vakum”.

Dokumentasi LPM/Zaqirov Sheva

FESTA NIRVANA

FESTA NIRVANA, sebuah konsep yang menyajikan makna mendalam. FESTA yang berarti festival dimana mahasiswa bisa berkumpul dan bergembira bersama. NIRVANA dari bahasa sansekerta, yang berarti masa yang telah mati dan dihidupkan kembali dengan improvisasi yang lebih baik. Skeptisme atau sikap mempertanyakan sesuatu yang tidak pasti, tentu ada bagi mahasiswa. Pemikiran ramai atau sepinya pengunjung menjadi hal utama bagi para tenant, baik itu dari kewirausahaan himpunan, KM ITS, maupun eksternal. 

Dalam penyelenggaraan PAMMITS 2024, dari 38 HMD di ITS hanya 19 yang berpartisipasi berjualan memeriahkan acara. Tentu BEM ITS tidak bisa memaksakan seluruhnya berpartisipasi, mengingat kondisi dan kebutuhan HMD yang berbeda-beda. Meski demikian, para penyelenggara membuka dengan bebas fasilitasi tenant ini untuk pihak lain seperti para pekerja kantin ITS ataupun UMKM lainnya. Tidak hanya sekadar open tenant, BEM ITS pun memberikan pelatihan kepada peserta dari kewirausahaan HMS. “Anggapannya belajar sekaligus praktek di lapangan, lah, begitu” jelas Arsa. Saat ditanyai respon birokrasi terkait acara ini, Merza antusias untuk menjelaskan bahwa Ditmawa sangat mendukung acara ini–meskipun dananya dipotong– mengingat ITS direncanakan menjadi Entrepreneurial University


Pesan untuk PAMMITS

Panitia acara mematok harga Rp100.000 kepada para HMD dan Rp150.000 kepada KM ITS maupun eksternal. Harga tersebut diperuntukkan untuk biaya sewa tenda, listrik, dan meja, termasuk juga kebersihan. Tentu hal ini mendapat respon beragam dari peserta. Beberapa pihak anggapan bahwa harga tersebut kurang atau tidak sebanding dengan keuntungan finansial himpunan yang bisa didapat sementara pihak lain merasa cukup mengingat ini adalah waktu yang tepat untuk pemberdayaan usaha mahasiswa tiap departemen. Meski banyak pertimbangan, beberapa HMD tetap antusias berpartisipasi dalam kemeriahan acara. “Memang karena dari awalnya kita malah ga memikirkan untuk keuntungan sama sekali, karena kita ingin banget bantu promosikan usaha-usaha mahasiswa PWK sendiri” tutur Hafizhan selaku Kepala Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Planologi ITS. 

Tanggapan lain diberikan oleh Ellen, Kepala Departemen Kewirausahaan BEM FSAD ITS. Dengan biaya Rp150.000, ia merasa cukup worth it melihat pengunjung yang sangat ramai dan penempatan posisi tenantnya yang kebetulan sangat strategis. Tidak jauh dari Hafizhan, Ellen menuturkan bahwa KWU BEM FSAD tersebut juga membantu memberdayakan usaha-usaha milik mahasiswanya. Pesan dari Ellen, semoga panitia bisa mempersiapkan agar banyak hal tidak sering mendadak dan lebih memprioritaskan internal ITS yang sama-sama belajar daripada eksternal sebagai pesaingnya. Sementara dari pihak eksternal, tanggapan diberikan oleh Anindya sebagai perwakilan dari stand “Cimol Candu”. Ia menyayangkan aliran pengunjung yang tidak one flow sehingga stand-nya yang berada di ujung kurang terlihat pengunjung. Menurutnya sistem seleksi tenant juga perlu diperbaiki, “Seharusnya di filter dulu baru bayar, meskipun tetap di refund. Filtering produk yang sama juga perlu dipastikan lagi, intinya sistemnya dipastikan lagi jangan sampai merugikan.” tambah Anin.


Terima kasih kepada seluruh panitia dan pihak terkait yang telah menyukseskan hidupnya kembali PAMMITS. Pihak penyelenggara mengharapkan respons positif terhadap PAMMITS tahun ini, serta membuka pintu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk evaluasi kedepannya demi mewujudkan pemberdayaan kewirausahaan yang lebih baik lagi. Panjang umur selalu, kampus perjuangan. Vivat!



Penulis: Zaqirov S. Aidhatullah

Redaktur: Firda Rachmawati

 

Posting Komentar

0 Komentar