Massa Aksi May Day: Tuntut Adanya Keterlibatan Masyarakat dalam Penyusunan UU Cipta Kerja

Dokumentasi Wayan Nayakha/LPM Satu Kosong

SURABAYA, LPM SATU KOSONG - Aksi peringatan Hari Buruh Internasional semestinya bukan hanya menjadi seremonial tahunan belaka. Hari buruh seharusnya menjadi momentum perjuangan hak-hak rakyat yang tertindas. Tahun ini, aksi May Day diinisiasi oleh Aliansi Barisan Rakyat Anti Penindasan (BARA API) dengan tema “Wujudkan Kesejahteraan dan Kedaulatan Rakyat”. Aksi yang dilaksanakan pada Rabu (01/05/2024) di Gedung Grahadi Surabaya diikuti oleh berbagai organisasi rakyat, buruh, dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BARA API, yaitu YLBHI Surabaya, KASBI Jawa Timur, GMNI FH Unair, SMHI FH Unair, LAMRI, Perpustakaan Jalanan Surabaya, Paramedis Jalanan Surabaya, Amnesty Unair, BEM Unair, ISBS, WALHI Jawa Timur. Ada pula BEM FIB Unair, BEM FISIP Unair, Pembebasan Surabaya, Aliansi Mahasiswa Papua Surabaya, UINSA, Savy Amira, BEM ITS, BEM FISIP UPNV Jatim, Institut Seni Tambak Bayan, GMNI UNESA, Komite Persiapan Sindikasi Surabaya, KAM Unesa, BEM Vokasi Unair, FNKSDA Surabaya. 


Dikutip dari siaran pers yang dikeluarkan oleh Aliansi BARA API, Endang mengatakan bahwa aliansi ini terbentuk karena melihat hak buruh yang banyak direbut, terlebih setelah disahkannya UU Omnibus Law.


“Terbentuknya Bara Api, diawali oleh KASBI Jatim & ISBS Surabaya, GMNI & LAMRI berdiskusi tentang keadaan buruh saat ini terlebih di Jawa Timur yang haknya telah direbut oleh UU Omnibus Law. Setelah itu teman-teman saling memberikan informasi yang kemudian membentuk aliansi yang tidak mengandung unsur praktik politik dan tidak ada salah satu partai yang ikut. Hanya terdapat masyarakat rakyat, mahasiswa, dan buruh. Baik buruh formal maupun informal. Akhirnya seluruh elemen bergabung dan membentuk aliansi ini," Ujar Endang.


Di sisi lain, Senja dari Aliansi BARA API mengatakan bahwa aksi kali ini tidak hanya ada aksi massa saja, terdapat panggung rakyat yang berisi penampilan seni guna menarik lebih banyak massa serta menghindari suasana aksi yang monoton. Ia juga menuturkan bahwa aksi kali ini juga tidak hanya berfokus pada peringatan Hari Buruh, tetapi juga memperingati Hari Pendidikan Nasional.


"Terkait (peringatan) hari buruh dan hari pendidikan dilebur menjadi satu pada aksi kali ini. Salah satu tuntutan mahasiswa adalah tolak industrialisasi pendidikan," ujar Senja yang merupakan Humas Aliansi BARA API. 


Dokumentasi Irhamna Bintang/LPM Satu Kosong

BEM ITS sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang tergabung pada Aliansi BARA API menyatakan bahwa alasan terkait keikutsertaan BEM ITS pada aksi kali ini adalah ingin menanamkan nilai sosial politik ke KM ITS.  


"Supaya mereka (KM ITS) juga mengerti kalau ada lho acara seperti ini (demo) dan paham bahwa acara kek gini bukan hanya untuk menutup jalan semata, tapi bermanfaat balik juga untuk kita karena nanti kita juga akan jadi buruh, ntah buruh lepas maupun buruh korporat," ungkap Aisyah selaku Menteri Aksi dan Propaganda BEM ITS. 


Dimas Fikri selaku Presiden BEM ITS juga menambahkan bahwa tujuan BEM ITS turun pada aksi peringatan Hari Buruh adalah untuk pencerdasan KM ITS sebab minimnya wadah untuk belajar mengenai sosial politik.


“Di ITS kan minim sekali fasilitas untuk belajar sosial politik dan hanya BEM ITS saja yang punya tanggung jawab untuk itu. Mumpung momennya sedang Hari Buruh dan Hardiknas, kami (BEM ITS) inisiatif untuk ikut. Konsep aksi kali ini juga ada panggung rakyat, jadi BEM ITS berusaha mengenalkan politik yang menjadi hal yang mungkin agak tabu di ITS dengan cara have fun,” ujar Dimas. 


Pada aksi kali ini, BEM ITS membawakan 3 tuntutan, yaitu:

1. Menuntut pemerintah dan DPR untuk meninjau kembali UU Cipta Kerja,

2. Menuntut pemerintah melibatkan masyarakat untuk pembuatan UU Cipta Kerja,

3. Mendesak pemerintah untuk memformulasikan kembali terkait pengupahan buruh yang layak serta sistem kerja lepas yang berkeadilan dengan lebih mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat.


"Tiga tuntutan ini sebenernya diambil dari 27 tuntutan yang dilayangkan oleh Aliansi BARA API, cuman dari BEM ITS sendiri mengkaji ulang dan menghasilkan 3 poin tuntutan ini," tegas Aisyah


Dimas dan Aisyah juga menyatakan bahwa BEM ITS akan terus berupaya melakukan penyebaran propaganda di media sosial agar isu ini tidak tenggelam begitu saja. 


Dokumentasi Irhamna Bintang/LPM Satu Kosong

Pada aksi kali ini, ITS melalui Teater Tiyang Alit membawakan pertunjukkan seni berupa drama. Koya yang merupakan bagian dari tim drama pembuka menjelaskan konsep cerita dan filosofi pada teatrikal yang ia mainkan.


"Ceritanya sang suami buruh dan istrinya juga buruh. Peranku disini menyuarakan hak-hak buruh wanita yang biasanya di piramida pekerjaan (menempati posisi) paling bawah. Boneka yang dibawa merupakan representasi anak, dimana buruh wanita itu punya hak yang harus diperjuangkan, kayak cuti melahirkan, cuti haid dan sebagainya," jelas Koya.


Aksi peringatan Hari Buruh kali ini berjalan tanpa adanya kericuhan antara massa aksi dan pihak kepolisian kemudian diakhiri dengan penampilan teater oleh Institut Seni Tambak Bayan (Irhamna Bintang-Wayan Nayakha).


Penulis : Irhamna Bintang Pratama & Wayan Nayakha Krisna Putri

Redaktur : Amirah Shaffiyyah Apsarini



Posting Komentar

0 Komentar